Oleh: Ust. Nanal Ainal Fauz
KH. Abdurrahim mengambil sanad Tafsir Jalalain dari Syaikh Yasin al-Fadani.
Syaikh Yasin al-Fadani meriwayatkan Tafsir Jalalain dari banyak guru. Di antaranya adalah Syaikh Baidlawi Lasem, Syaikh Ma'shum Lasem, Syaikh Baqir al-Jogjawi, dll.
Beliau bertiga meriwayatkannya dari Syaikh Muhammad Mahfudz at-Tarmasi.
Syaikh Mahfudz at-Tarmasi meriwayatkannya dengan mengkatamkan kajian dua kali dari KH. Sholeh Darat Semarang.
Syaikh Mahfudz Tremas dalam kitab Kifayatul Mustafid (hal. 7) berkata:
ومنهم العلامة الشيخ محمد صالح بن عمر السماراني، حضرت عنده في تفسير الجلالين بتمامه مرتين، وشرح الشرقاوي على الحكم كذلك، ووسيلة الطلاب، وشرح المارديني في الفلك.
"Di antara guru saya adalah al-Allamah Syaikh Muhammad Sholeh bin Umar Semarang. Saya hadir di hadapan beliau dalam kajian Tafsir Jalalain dengan sempurna dua kali. Begitu pula Syarah Syaikh asy-Syarqawi ala al-Hikam. Saya juga hadir dalam kajian kitab Wasilat ath-Thullab dan Syarah al-Mardini dalam ilmu Falak."
KH. Sholeh Darat mengkhatamkan kajian Tafsir Jalalain dari KHR. Sholeh Damaran Kudus.
KHR. Sholeh Damaran Kudus mengkhatamkan kajian Tafsir Jalalain dari ayahnya, KHR. Asnawi Sepuh Kudus.
KH. Sholeh Darat dalam al-Mursyid al-Wajiz fi ‘Ilmi al-Qur’ani al-‘Aziz (hal. 118) ketika mencatat guru-gurunya berkata:
“Nuli ingsun ngaji Tafsir al-Jalalain lil ‘Allamah as-Suyuthi wal Mahalli mareng Syaikhona al-‘Allamah az-Zahid Kyai Raden Haji Muhammad Sholeh bin Asnawi Kudus. Wahu kyai ngaji sangking Kyai Muhammad Nur al-Madzkur lan sangking ramane, Kiai Haji Asnawi.”
Artinya:
Kemudian saya belajar Tafsir al-Jalalain karya Allamah as-Suyuthi dan al-Mahalli kepada Syaikhona al-‘Allamah yang zuhud, Kyai Raden Haji Muhammad Sholeh bin Asnawi Kudus. Kyai tersebut belajar dari Kyai Muhammad Nur (Sepaton Semarang) yang telah disebutkan (sebelumnya) dan dari abahnya, KH. Asnawi (Sepuh).
Lalu, KHR. Asnawi Sepuh belajar Tafsir al-Jalalain kepada siapa?
Wallahu A'lam. Masih belum terlacak jejak sanad KHR. Asnawi Sepuh Kudus ke atasnya.