Kiai NU dan Ulama Al-Azhar - Trimurjo Region
Jika anda ingin menjadi penulis, silahkan klik ini. Load...

Kiai NU dan Ulama Al-Azhar


Oleh: KH. Ma'ruf Khozin 

Tercatat nama KH Abdul Mannan dari Pondok Tremas, Pacitan Jatim, angkatan pertama dari Indonesia yang belajar ke Al-Azhar, Mesir, sekitar awal 1800. Beliau adalah kakek Syekh Mahfudz At-Tarmasy, ulama Indonesia yang memiliki karya kitab Syarah Fikih dalam Mazhab Syafi'i.

Lama tak terdengar hubungan antara ulama dua negara melalui Pesantren dan Universitas Al-Azhar. Belakangan, berdasarkan informasi yang saya dapatkan, berawal ketika Syaikhul Azhar, Syekh Ahmad Thayyib, berkunjung ke Indonesia dan menanyakan: "Di mana pengikut Asyari (Akidah Mayoritas Muslim) yang ada di Indonesia?". Tak lain dan tak bukan adalah Nahdlatul Ulama. Beliau pun berkunjung ke PBNU.

Di masa pandemi, KH Miftahul Akhyar yang menjabat sebagai Rais Am dan Ketua Umum MUI, mendapat undangan ke Mesir. Beliau berpidato dengan Bahasa Arab Fushhah. Kabarnya ada ulama Mesir yang berbisik: "Kok ada ulama Indonesia yang alim seperti ini?". Kiai Miftah dapat berjumpa dengan para ulama Al-Azhar yang lain.

Hubungan itu memuncak saat Harlah 1 abad NU, meskipun pada akhirnya Syaikhul Azhar gagal datang dan dibadalkan kepada Wakil Syaikhul Azhar, namun acaranya berlangsung khidmat dalam Fikih Peradaban dan Maulana Syekh Ali Jumah juga berkenan memberi mauidzah meski lewat video.

Alhamdulillah, negeri kita seperti mendapat siraman hujan rahmat dari Allah dengan banyaknya ulama Al-Azhar yang silih berganti memberi ilmu, khataman kitab, sanad dan lainnya, seperti Syekh Yusri, Syekh Hisyam Kamil dan sebagainya.

Saat Syekh Ali Jumah hadir di Malaysia beberapa bulan lalu, Wakil Rais Am PBNU sowan menghadap Mufti Mesir terdahulu ini, dan menghaturkan undangan untuk kesediaan beliau datang ke negeri Indonesia. Alhamdulillah tsumma Alhamdulillah. Hari ini Maulana Syekh Ali Jumah telah tiba di Indonesia.

مرحبا ببلادنا يا مولانا أبقاك الله بالسلامة والعافية ونفعنا بعلومك