Oleh: KH. Abdul Wahab Ahmad
Banyak sekali orang kaya raya, pejabat dan konglomerat yang meninggal tanpa pernah menunaikan rukun Islam kelima, dengan berbagai alasan yang ada. Biasanya warisan banyak sekali dan dibagi habis untuk ahli warisnya setelah membayar hutang-hutang almarhum.
Akan tetapi ada hutang yang jarang sekali dibayarkan oleh ahli warisnya, yakni hutang haji itu, padahal statusnya sama-sama hutang dan sama-sama akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat bila tidak dibayar.
وذهب الشافعية والحنابلة إلى أنه: من مات وعليه حج وجب الإحجاج عنه من جميع تركته، سواء أوصى به أم لا، كما تقضى منها ديونه سواء أوصى بها أم لا
"Ulama Syafi’iyah dan Hanabilah berpendapat bahwa siapa yang mati dalam keadaan sudah wajib berhaji, maka dia wajib dihajikan dengan memakai seluruh harta warisannya, baik dia berwasiat untuk itu atau tidak, seperti halnya hutang almarhum wajib dibayarkan dari harta warisannya baik dia berwasiat atau tidak". (Mausu'ah al-Kuwaitiyah)