Jika anda ingin menjadi penulis, silahkan klik ini. Load...

Bersama Syekh Hisyam Kamil


Oleh: KH. Ma'ruf Khozin

Dari dulu kebanyakan referensi saya berkaitan dengan dalil dan metode menjawab permasalahan adalah fatwa-fatwa ulama Mesir. Dan jika melihat Thabaqat Asy-Syafiiyah ada beberapa ulama dari Indonesia yang semasa dengan Syaikhul Azhar, Ibrahim Al-Bajuri, pengarang kitab-kitab fikih Syafi'iyah dan Akidah Asy'ariyah.

Di masa pandemi dua tahun lalu karena waktu banyak kosong dan kuota internet melimpah, saya gunakan untuk ngaji YouTube pada Syekh Ali Jumah. Sesekali muncul pengajian Syekh Hisyam Kamil. Saya coba meng-klik dan ternyata sangat paham dengan keadaan orang-orang luar Mesir, sehingga Bahasa Arab yang beliau sampaikan adalah bahasa yang simpel, beberapa kalimat diulang lagi dengan kosa kata yang berbeda tapi semakna. Mudah dipahami dibanding para Kibar Azhariyin.

Saya sampaikan kepada Syekh Hisyam Kamil bahwa Nahdlatul Ulama sama dengan Al-Azhar, baik Akidah, Fikih dan Tasawufnya.

Di awal pembuka seminar dengan beliau yang bertema "Bahaya Membidahkan Masalah Ijtihad", Syekh Hisyam berpesan: "Tahukah kalian apa penyebab runtuhnya Islam di Kordova? Mereka, umat Islam, berselisih pada hal-hal kecil di bidang Furuiyah. Kita sekarang ibaratnya naik mobil. Jika ada yang ingin naik, silahkan naik. Tidak mau naik, ya jangan naik. Jika ada yang menghalangi kita di depan kita maka katakan 'Jangan halangi kami'. Perjalanan kita masih panjang untuk mencapai rida Allah".

Dalam pandangan beliau tentang bidah, bidah bahkan hukum. Tetapi bidah dilihat kepada asalnya. Jika dalam pertimbangan neraca syariah adalah sesuatu yang wajib maka dia bidah yang wajib dan seterusnya. Penjelasan beliau sama seperti yang dikutip oleh Imam Nawawi dan Al-Hafidz Ibnu Hajar dari Syekh Izzuddin bin Abdissalam.

Entah sejak semalam ada 2 bait syair yang terlintas di benak saya dan saya melantunkan di hadapan Syekh Hisyam:

بحر بلا ساحل وجودنا حاضرا • نجومنا نهتدي بأزهر كريم

قبلتنا في العلوم وببلدتنا • حبل قوي لأجل أتباع العالم

Keberadaan kita saat ini seperti di lautan yang tak bertepi. Bintang-bintang yang menjadi rambu-rambu kita adalah Al-Azhar yang mulia. Ia adalah kiblat ilmu kita. Dan di negara kami ada tali yang kuat (tali jagat di lambang NU) karena menjadi pengikut ulama.

• Alhamdulillah bisa menyerahkan 2 kitab saya berbahasa Arab kepada Syekh Hisyam Kamil:

- Rasail Atba' Al-Kurama, dalil-dalil Amaliah NU

- Al-Ashfiya' fi Dzabb An Al-Ihya', menjawab hadis tuduhan palsu di kitab Ihya.