Perjuangan Menuju GOR Delta, Sidoarjo
Oleh: KH. Ma'ruf Khozin
Lokasi penginapan saya berada di sebelah timur GOR, sekitar 2 KM. Jam 3 dini hari saya dibangunkan oleh Yai Zainur Rahman van Hamme untuk berangkat ke lokasi dengan berbekal ID Card bersama Bu nya beliau yang menjadi Ketua Muslimat eeee Fatayat Sumenep.
Beliau bilang bahwa sejak jam 01.30 sudah berangkat tapi jalan penuh, tidak bisa bergerak menuju GOR. Beliau tanya alternatif ke saya. Saya bilang mesti keluar dari Sidoarjo menuju Pondok Bumi Sholawat, di Lebo, sebelah barat GOR.
Kami pun bergerak. Masyaallah, jarak yang jauh dari GOR di gelapnya malam banyak Nahdliyyin yang sudah berdatangan lewat lingkar timur. Bus dan bus mini berjejer terparkir rapi. Di jam tersebut saya mendengar Radio SS bahwa tol sudah tidak bergerak. Macet total.
Saya pun mencari jalan alternatif ke arah barat dari Bungurasih. Alhamdulillah Subuh sudah sampai dan langsung sowan Gus Ali Masyhuri. Di sana sudah berkumpul beberapa Bupati Gerbang Kerto Susila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya dan Lamongan), juga beberapa Kiai PWNU Jatim, termasuk KH Marzuqi Mustamar.
Saya diarahkan naik ke bus. Ternyata Gus Kautsar sudah duduk di kursi belakang. Iringan Patwal bergerak memecah kerumunan warga NU, tapi tanpa sirine. Hanya lampu. Di depan RS Delta rombongan harus berhenti dan tidak bisa meneruskan perjalanan, karena hadirin wal hadirat penuh, tidak bisa bergerak.
Saya terus berjalan di belakang KH Soleh Hayat dan Gus Firjaun, Wakil Bupati Jember. Hingga sampai di depan pintu utama stadion gerbang tidak dibuka. Ternyata yang berdiri adalah seorang tentara. Wajahnya memang terlihat tegang. Sesekali Banser membuka tetapi dimarahi oleh perwira tersebut: "Heh!!! Siapa yang perintah membuka!!!".
Di antrian itu saya melihat keluarga Gus Ali, akhirnya perlahan Bu nyai bisa masuk. Berdesakan makin lama hingga Panglima TNI datang. Giliran beliau langsung dibuka oleh para tentara bersama rombongan menteri. Di celah ini pula saya kedorong dan bisa masuk. Alhamdulillah.
Bisa langsung ke dalam stadion? Belum bisa. Karena saya tidak pegang ID Card atau Undangan VIP. Saya cuma ngalor-ngidul ketemu beberapa kenalan di dunia nyata atau maya. Akhirnya ada anggota IPNU yang membawa undangan VIP. Saya tanya: "Apa ada undangan yang tidak ada pemiliknya?" Ia pun memberi saya sebuah undangan VIP. Baru saya bisa naik ke Tribun atas.
Saya haturkan jazakumullah Khairan katsiran untuk keluarga besar Pondok Bumi Sholawat, Gus Ali, Gus Bupati, Gus Syaikhu, Gus Aria Muhammad dan Gus M Robith Fuadi . Juga untuk semua yang dengan sabar atas setiap hal-hal yang tidak diinginkan, namun semuanya hilang karena bahagianya niat hadir bersama para warga NU.
Warga NU tidak berada di tengah-tengah GOR Delta. Tapi GOR Delta yang ada di tengah-tengah warga NU.