Syeikh Ibnu Atho'illah menyampaikan bahwa:
"Siapa yang merasa dirinya tawadhu, berarti dia sombong, karena tawadhu tidak muncul dari orang yang merasa mulia. maka dari itu, ketika kau merasa mulia, berarti kau telah sombong."
"Tawadhu adalah menundukkan sifat ke'Aku'an pada diri, merendahkan kesombongan yang ada di dalam hati, dengan memandang orang lain Sebaik-baik manusia, dan pandanglah diri kita Sejelek-jelek manusia."
"Dengan itu kita akan sempurna duduk di kehambaan. Karena kita hamba bukan Tuhan, jadi apa yang pantas di banggakan hamba di hadapan raja-nya?
"Tawadhu seseorang juga akan mendatangkan maqom khusnuzon apabila memandang semua orang lebih baik dari diri sendiri, dan memandang diri sendiri penuh kekurangan."
"Pandangan itu tidak akan timbul dan didapat kecuali orang yang sudah disucikan hatinya oleh Allah Ta'ala. Caranya dengan menjauhi yang menyebabkan penyakit hati, dan perilaku buruk lainnya."
Al-Qutb Al-Habib Abu Bakar Assegaf beliau berkata, "Jika hati dipenuhi dengan akhlak yang buruk, sombong, ujub, riya, hasad, takabur, dusta, fitnah, dan perkataan kotor. maka tidak mungkin hatinya akan di masuki ilmu dan sirr."
Wallahu A'lam..
اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Al-Fatihah