Polisi Cinta Sunnah, Terorisme dan Inflintrasi Salafi Wahabi ke Tubuh Polri - Trimurjo Region
Jika anda ingin menjadi penulis, silahkan klik ini. Load...

Polisi Cinta Sunnah, Terorisme dan Inflintrasi Salafi Wahabi ke Tubuh Polri


Kita masyarakat sipil dan Polri sendiri tentunya, tidak boleh menutup mata dg adanya fenomena Polisi Cinta Sunnah, satu entitas kelompok Polisi yang belajar agama dengan semangat jargon kembali ke Al-Quran dan As-Sunnah, khas jargon Salafi Wahabi, komunitas Polisi Cinta Sunnah banyak dan tersebar di Indonesia. Belajar agama kok diwaspadai? Bukan semangat belajar agamanya, namun belajar keagamaannya yg kita harus waspadai, mereka belajar agama kepada penceramah2 Wahabi Salafi yg mempunyai semangat keagamaan yg eklusif, tekstual, ekstrem yg berbahaya.

Ada dua output yg lahir dari semangat keagamaan yg eklusif, tekstual dan esktrem tersebut, pertama sikap Intoleransi, yap, penafsiran hukum yuridis Islam yg tekstual akan berbahaya dan kaku, melahirkan intoleransi dalam keberagamaan iman di Indonesia, yg kedua, semangat keagamaan tsb akan melahirkan semangat beragama yg pada hulunya, punya cita-cita yakni Islam sendiri sebagai negara, makanya sangat masuk akal paham salafi wahabi selangkah lagi pengikutnya bisa menjadi teroris, ini fakta bukan asumsi belaka.

Bayangkan jika Inflintrasi paham keagamaan yg eklusif, tekstual, ekstrem ini tumbuh subur di lingkungan Polri, satu lembaga keamanan negara yg bahkan menjadi tiang kokoh bagi semangat toleransi, rukun damai dalam keragaman justru mempunyai semangat keagamaan yang esktrem. Search saja di Google polisi cinta sunnah, lihat saja siapa gurunya, penceramahnya yg diundang, lalu coba kita tarik sebuah premis sederhana yg berdasarkan fakta, data BNPT hampir semua Napi teroris berpaham Salafi Wahabi, lalu jika ada beberapa oknum polisi yang ditangkap Densus 88 terkait terorisme, kira-kira berpaham apa? Lalu darimana mereka belajar paham tersebut?

Jika ada surat edaran Kapolri untuk para Polisi terkait pelarangan paham keagamaan yg ekstrem, lakukan follow up pada tataran yg praktis untuk mencegah inflitrasi paham keagamaan tersebut, jangan dibiarkan lalu kemudian membesar dan para polisi kita terpapar, sangat2 membahayakan bukan?