Kontroversi Abah Aos - Trimurjo Region
Jika anda ingin menjadi penulis, silahkan klik ini. Load...

Kontroversi Abah Aos


Dikupas Oleh : 
Gus Abdul Wahab Ahmad
LBM PWNU Jawa Timur 

Sebenarnya saya malas menyinggung soal Abah Aos, tapi melihat perkembangan beberapa pernyataannya yang makin liar belakangan ini, saya tergelitik juga untuk memberi catatan tipis-tipis. 

Di antara pernyataannya yang tanpaknya sengaja dibuat untuk memantik kontroversi adalah:

1. Anies Baswedan adalah Imam Mahdi. 

Ini jelas salah sebab dalam hadis sudah dinyatakan bahwa Imam Mahdi adalah keturunan Rasulullah yang namanya dan nama ayahnya sama seperti nama Rasulullah Muhammad. Marga Baswedan jelas bukan marga keturunan Nabi Muhammad. Kesalahan semacam ini sangat fatal sebab ini adalah pengetahuan umum yang sangat aneh bila tidak ketahui oleh orang yang mengaku sebagai tokoh agama.

2. Rocky Gerung adalah Rasulullah

Pernyataan ini tidak tepat, bahkan meskipun dimaknai secara bahasa sekedar sebagai "utusan Tuhan". Bahkan meski dinyatakan dengan tambahan keterangan bahwa RG "bukan nabi" sekalipun tetap tidak tepat. Alasannya adalah istilah "rasulullah" dalam tradisi islam secara mutlak hanya diberikan pada seorang Nabi yang diperintah untuk menyampaikan syariat kepada masyarakat. Secara bahasa, istilah "rasul" tanpa embel-embel nama Allah bisa juga dipakai lebih umum kepada semua jenis "utusan" atau "duta" tetapi hanya berlaku pada orang muslim yang saleh yang menyampaikan ajaran Allah, misalnya para utusan Nabi Isa yang diceritakan dalam surat Yasin. Tanpa perlu membahas kesalehannya yang gemar memberi vonis dungu pada lawannya, RG jelas bukan muslim sehingga tidak layak disebut rasul, apalagi sebagai rasulullah dengan membawa-bawa nama Allah segala. 

Kalau dipaksa-paksa istilah ini digunakan pada sembarang orang, maka musuh-musuh RG juga bisa mengklaim dirinya sebagai "rasulullah" dan akhirnya panggung politik capres akan kotor dengan perebutan kekuasaan antar "rasulullah". Andai istilah ini dipaksa-paksa dipakai pada RG yang dikira profesor sebab dianggap berilmu misalnya, maka para profesor lawan RG juga akan disebut rasulullah. Apalagi faktanya RG bukan seorang profesor. Akan hancur lebur istilah sakral agama ini bila sampai dipergunakan demikian.

3. Soeharto adalah wali kesepuluh

Bangsa ini tentu akan mengakui kehebatan dan jasa-jasa Presiden Soeharto dalam membangun negara. Akan tetapi mereka tidak akan lupa pada berbagai jejak buruk yang beliau lakukan selama kepemimpinannya. Menyebut Soeharto sebagai wali kesepuluh setelah walisongo, apalagi dengan embel-embel "Sunan Soeharto wali di atas wali se-nusantara" hanya akan mendegradasi walisongo secara khusus dan maqam kewaliyan secara umum. 

Pernyataan semisal di atas sangat tidak perlu diucapkan dalam konteks dukung-mendukung dalam politik praktis. Silakan mendukung siapa pun atau memuji siapa pun, tapi tidak perlu memakai simbol atau istilah yang sakral dalam agama sebab akan mendegradasi agama. Saya khawatir bila pernyataan semisal itu terus bermunculan dan makin liar, bukan tidak mungkin ia akan menyusul Panji Gumilang terkena pasal penodaan agama.


Folllow : 
IG : gmnu_official
YT : GMNU TV
Twitter : Generasi_MudaNU
FP : Generasi muda NU
Tele : https://t.me/GenerasiMudaNU1
Tiktok : generasi_muda_nu
#GenerasiMudaNU