Oleh: Saiful Munir
Konvergensi media dakwah dalam hal ini adalah
penggabungan atau pengintegrasian media-media yang ada untuk digunakan dan
diarahkan kedalam satu titik tujuan yang mengemban misi Islam. Melihat dunia penyiaran
ke depan akan berubah seiring berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi.[1]
Sifat-sifat teknologi telekomunikasi konvensional yang bersifat massif sekarang
sudah mampu digabungkan dengan teknologi komputer yang bersifat interaktif. Sistem analog yang telah bertahan sekian puluh tahun akan segera
tergantikan oleh sistem digital, dan implementasinya segera memunculkan
fenomena baru.
Menjadi tuntutan besar untuk bagaimana
pesantren sebagai instansi pendidikan Islam di Indonesia khususnya yang kental
dengan pengetahuan Al-Qur’an dan Sunnah Rosul.
Peran
pesantren dalam dunia komunikmasi massa terasa kurang relevan ketika tidak ada
umpan balik, atau dalam istilah lain adalah public sphere. Sehingga membuat
semakin kualahan peran dakwah pesantren menghadapi era public sphere sekaran ini.
Pesantren
salafiyah tertekan dengan berbagai tumpuan melalui adanya legalitas instansi
pendidikan di Indonesia, yang sulit mempertahankan kultur atau metode-metode
pendidikan salafiyah. Disusul pondok pesantren modern yang berusaha
menyesuaikan diri ditengah peradaban era globalisasi dengan cara konstruktif,
pesantren diharapkan mempunyai counter dalam pendidikan teknologi komunikasi
sehingga produktifitas sumber daya santri akan semakin meningkat
dalam dunia digital saat ini.
Konvergensi media menyediakan kesempatan
baru dalam penanganan, penyediaan, distribusi dan pemrosesan seluruh bentuk
informasi secara visual, audio, data dan sebagainya (Preston, 2001: 27).[2]
Dampak dari konvergensi media tentu saja berlangsung di berbagai bidang. Di
ranah komunikasi massa misalnya, strategi jurnalistik konvensional sekarang ini
mengalami perubahan signifikan. Jurnalis
Islam
masa kini dituntut mampu menyegerakan
penyampaian informasi dakwah
yang diperoleh dan mengirimkannya ke khalayak. Pada akhirnya
berbagai bentuk aplikasi
teknologi komunikasi kini terbukti
mampu mem-by pass jalur transportasi pengiriman informasi media kepada
khalayaknya. Sehingga masyarakat
sekarang mengenal apa yang disebut sebagai jurnalisme
online.