Bertempat di Desa Braja Dewa, Way Jepara, Lampung Timur. Didirikan dan diasuh oleh KH. Ahmad Sodiq kelahiran Kediri Jawa Timur pada tanggal 18 Juli 1927. Beliau pengasuh Pondok Pesantren Darussalamah sekaligus Mursyid Thoreqoh Al-Qodiriyah wa al-Naqshabandiyah.
Diujung
sawah, ada sepetak tanah yang dikatakan sunyi dan anker, karena ankernya tempat-tempat itu hingga tidak ada yang
berani menempatinya. Waktu itu pepohonan sangat besar-besar dan rimbun. Suatu
hari ada woro-woro (informasi) “ siapa yang berani menempatinya maka tanah
tersebut menjadi miliknya”. Hari demi haripun berlalu karena tak ada yang
berani menempatinya, maka KH. Ahmad Sodiq mencoba menempatinya dan walhasil karena
berkat beliau tanah tersebut diwaqofkan untuk pondok pesantren selebar ½ Ha.
Seriring
berjalannya waktu, karena pesatnya pertumbuhan santri, ahirnya bertambah
pelajaran dari kelas satu sampai kelas enam ibtidaiyah dan pokok pelajarannya
ialah jurumiyah (kitab nahwu),
walaupun sekolah berpindah-pindah dari tempat pondok satu kepondok lain namun
kegiatan tetap dan terus berjalan dikarenakan pada saat itu belum punya tempat
menetap.
Pondok
Pesantren Darussalamah (PPDS) tanggsl 15 juli 1967; masyarakat bergotong royong
untuk mendirikan sekolah / ruang belajar santri berkat persatuan dan kesatuan
masyarakat Braja Dewa, maka berdirilah satu bangunan yang mana bangunan itu
dijadikan dua lokal atas dan bawah atau disebut pampang (panggung)
yang bawah untuk belajar dan yang atas untuk asrama santri.
Pada
tanggal 17 November 1968, asrama putra kebakaran. Maklum, atap asrama pada saat
itu masih terbuat dari ilalang, dinding-dindingnya terbuat dari anyaman bambu,
lampu hanya lampu temple (ublik/lampu
minyak tanah) atau senter. Kejadiannya pada saat itu para santri sedang tidur,
tahu-tahu api sudah membesar para santripun berlompatan keluar asrama semua. Barang-barang
santri habis terlalap sijago merah dan alhamdulillah tidak memakan korban jiwa.
Karena
melihat situasi dan kondisi yang tak memungkinkan untuk belajar maka kegiatan
mengajar diliburkan selama satu bulan. Pada tanggal 11 Juli 1969, para santri
mendirikan asrama kembali, sekolahpun aktif. Seiring santri bertambah banyak,
maka pelajaran ditambah tiga tingkat, yaitu kelas satu sampai kelas tiga, dan
pelajaran pokoknya alfiah. Bulan
berganti tahun santri semakin bertambah dan asramapun bermunculan.
Lambat
laun tahun berganti, berdirilah bangunan gedung madrasah terdiri dari enam lokal
yang bertempat diasrama (depan) asrama putri. Pada tahun-tahun berikutnya santri
bertambah banyak dari puluhan menjadi ratusan, dan ratusan menjadi kisaran seribuan.
Dan lokasipun semakin lebar, putra 2 Ha. dan putri 1 Ha.
Asrama
putra dan putri kini semakin bagus semua di buatlah gedung permanen, yang tadinya
satu lokal, bertambah menjadi beberapa lokal karena tidak layaknya tempat
sekolah. Santri tidak berasal dari lampung saja, akan tetapi ada juga yang
berasal dari Bengkulu, berkembang Riau, Jambi, dan ada juga yang berasal dari
seberang (Jawa) luar sumatera.
Sumber:
imammuttaqin58.blogspot.com