Kembang Lambe dan Shohibul Hikayah - Trimurjo Region
Jika anda ingin menjadi penulis, silahkan klik ini. Load...

Kembang Lambe dan Shohibul Hikayah


Yang selalu ingin saya dengar dari beliau-beliau itu bukan keramat bisa terbang ala Sun Go Ku, narik rante dari langit, mecah rogo, bicara dengan mayit, bangkit dari kubur, atau bisa bicara dengan hewan. Memang ada dan nyata kayak begini sebagaimana diceritakan oleh para ulama di berbagai kitab. Terkhusus di Jāmi' Karāmāt al-Awliyā'. 

Di muqaddimah kitab ini, Syekh Yūsuf bin Ismā'il Annabhani menjelaskan, apabila beliau menyertakan 40 kitab referensi yang memuat karamah para wali. Hanya beliau tidak menyertakan kitab Hilyatul Awliyā' karya al-Imām Abū Nu'aim al-Asfihani yang menurut beliau ditulis dengan menggunakan metode ala al-muhadditsin.

Cerita keramat para tokoh mungkin bisa membuat orang berdecak kagum, melongo takjub, tapi ya hanya "begitu" saja. Enak diomongkan. Jarang yang secara manusiawi bisa menduplikasi-nya. Itupun jika memang valid, sebab kadang tidak pernah diuji kredibilitas tukang ceritanya. Apalagi di lidah tukang ndopok, seringkali ada tambahan-tambahan kembang lambe, juga pansos Shohibul Hikayah. Khakhakhakhakha.

Saya lebih suka cerita yang manusiawi dan keramatnya bisa dirasakan manfaatnya bagi sesama. Soal Walisongo, misalnya, saya nggak mau cerita soal yang bisa terbang, 1 keris melayang membungnuh ribuan prajurit, dll. Itu urusan penceramah/shohibul hikayah lain.

Yang mau cerita ya monggo. Tapi saya hindari, sebab cerita demikian nggak menggerakkan masyarakat menuju saling tolong menolong dan kebaikan lain, hanya sekadar kembang lambe.

Solusinya, suguhkan cerita bagaimana Maulana Malik Ibrahim menjadi guru keliling, merintis langgar, mengobati yang sakit, membantu warga miskin. Atau Sunan Ampel dan Sunan Giri yang mendidik para kader-kader terbaik untuk dikirim berdakwah ke Nusantara Timur, atau Sunan Drajat dengan falsafah-nya yang kondang misi pemberdayaan sosial dakwah keummatan, atau Sunan Kalijaga yang punya visi jangka panjang terhadap keseimbangan menjalankan syariah dengan mempertahankan adat dengan pendekatan ushul fiqih, atau Maulana Ishaq yang meredakan pagebluk di Blambangan dengan tatacara hidup bersih Islami, dll...

Ini pilihan saya kalau pas ngaji bersama masyarakat, kalau yang mau cerita keramat terbang dll, silahkan...


Silabus penyampaian:

Hikayah. Sebab ngawali materi dengan cerita itu lebih mudah dicerna. Tapi yang bisa dipertanggungjawabkan dan bisa ditiru/diamalkan oleh jamaah. Juga sesuai dengan kondisi jamaah. 

Fadhilah. Keutamaan melakukan perbuatan A, atau keutamaan meninggalkan perbuatan B.

Hujjah. Sandarkan kepada Al-Qur'an, Hadits, Ijma', dan Qiyas. Nukil satu dua kitab untuk mencari ulasan atas topik yang dibicarakan. Jadi pas, tidak otak-atik gathuk, juga tidak ngarang sendiri.


***

Keramat itu ada dan nyata, sebagai wujud bahwa agama bukan saja didekati secara nalar-logika, tapi juga sisi irasional yang transendental. 

Tapi, tidak semua yang aneh dan nulayani adat itu bisa disebut keramat/karomah. Sebab, David Copperfield pun bisa terbang...😎