Pujian
tetap kepada Sang pemilik waktu Allah Tuhan semesta alam seluruh ketetapanNya
yang penuh makna lagi bijaksana.
Perjalanan
ini adalah proses dimana kita belajar memahami dan memetik inti-inti puncak
hikmah kehidupan. Kenyataan adalah wujud dari pertimbangan antara hati dan akal
untuk membentuk realitas, apapun niat dan tujuannya, tidak mungkin Tuhan salah
dalam memberikan keputusan. Karena tidak mungkin seseorang itu melampaui
keputusan yang telah Ia gariskan. Adapun yang tidak dapat kita rubah salah satunya
adalah jodoh dan kematian, siapapun tidak akan mampu meneropong hal ini, kapan
akan mati dan siapa jodoh itu. Cuman kadang kita belum faham ada apa dibalik
keputusanNya itu.
Pahitnya
perjuangan adalah gambaran dari cerahnya masadepan. Sedangkan keegoisan adalah
wujud kesempitan dalam berfikir, sehingga mustahil bagianya kebijaksanaan dan
ketegasan.
Melangkah
secara nyata dengan perjuangan yang berlika-liku juga pengorbanan dalam
mewujudkan mimpi itu manifestasi keindahan. Sedangkan cita tanpannya bukan
tidak mustahil utk hancur.
Uhwah
itu jalan mewujudkan keindahan, uhwah adalah pintu ilmu dan kemesraan, uhwah
pun dapat mengakibatkan kebencian jika pemaknaanya tidak sejalan dengan
kebaikan-kebaikan. Dan sungguh, kebencian adalah faktor utama perusak uhwah dan
lingkungan.
Tulisan
ini tidak utk menjadi alasan kenapa saya harus berfikir, dan tidak pula untuk
merobohkan “niat Tuhan”, apalagi membongkar uhwah kita. Sungguh, dibawah ini
merupakan inti tumpahan murni dari pikiran saya yang tidak mampu saya ungkapkan
dengan bibir yang mudah menipu ini.
Bismillah…
Saya berharap, Tuhan tidak mengecilkan hatimu, tidak mengurung fikiranmu, Dia
tidak membalik jadi benci diantara kita, dan semoga dilapangkan jiwamu,
menunjukkan jalan terbaikmu, segera dipertemukan jodoh yang terbaik bagimu dan
bagiNya. Adapun kita jodoh, itu merupakan kebahagiaan bagi kita J Dan kita
adalah tonggak sejarah tentang keindahan dan hikmah yang ingin sekali rasanya
saya perpanjang kontraknya dengan Tuhan sang pemilik bumi dan seisinya. Wallohu’alam