1, 2, Tanda Tanya - Trimurjo Region
Jika anda ingin menjadi penulis, silahkan klik ini. Load...

1, 2, Tanda Tanya


       Mungkin perjalanan ini adalah sedang merangkai mimpi-mimpi, meneropong lika-liku, dan mengharap kebaikan kembali menjadi semangat kemanusiaan Nusantara. Kenyataan aksentuasi dalam proses itu ditandai dengan kuatnya kebersamaan dalam bermasyarakat yang tertanam dari istilah "Gotong-Royong" yang kini tinggal letusan bibir para calon pemimpin masyarakat. Ketidakwaarasan perkembangan dan pembangunan dalam masyarakat kita entah kemana arah dan tolak ukurnya. Agama dijadikan modus entrepreneur atas kepentingan perutnya sendiri. katanya sebaik-baik dalam bersedekah; seolah-olah tangan kiri tidak tau apa yg diberikan oleh tangan kanannya, disembunyikan ataupun privasi. dan pada praktinya sekarang sudah terbalik, bahwa zakat maupun sedekah harus diformalkan dengan adanya pengumuman bahwa Si A bersedekah sebesar 10jt. rupiah kepada B sebagai korban kecelakaan di Tol Jagorawi. Disini entah karena semaikin tidak tahu harus kemana sebaiknya harta/uang di zakatkan/diamalkan, atau memang kenyataan sudah tidak jelas mana yang benar-benar miskin atau mana yang lebih layak mendapatkan sedekah/zakat, mana yang menjadi tanggungjawab pemerintah dan mana yang kudu disuguhkan kepada masyarakat.
       Akhir-akhir ini peristiwa tahunan, ibadah haji. Haji adalah sebuah kemewahan ekonomi, bagi kita yang bertempat tinggal jauh dari Tanah Suci. Haji lebih dari sekedar efek dari kesanggupan ekonomi seseorang untuk berangkat ke Arab Saudi: juga lebih dari sekedar ‘romantisme pengembaraan kultural’. Bukan aksesori keperluan politik, status dan kebanggaan sosial. dipercaya bahawa adanya ibadah haji membawa berkah kepada perusahaan- besar, termasuk organisasi-organisasi besar, atau bahkan juga para pejabat negara. Agama /contoh momentum ibadah haji dan ramadahan misalnya, jadi komoditas sudah dalam rutinitas orang-orang yang mungkin mengharapkan "berkah" disamping peribadahan tersebut.
       Langkah dan seribu pertanyaan diatas, mungkin sederhananya bagaimana kita melihat kenyataan zaman akhir ini? apakah termenu berdiam diri didepan lampu merah menjelang hijau?